Malam Berdarah di Jalan Tol Kan-etsu
Bukan malam biasa di Jepang saat ribuan kendaraan terjebak dalam kecelakaan beruntun yang mengguncang kota Tokyo. Kecelakaan yang melibatkan setidaknya 57 mobil itu terjadi di Jalan Tol Kan-etsu, Minakami, prefektur Gunma, sekitar 160 km barat laut Tokyo. Tepat pukul 19.30 waktu setempat pada Jumat (26/12), ledakan api dan suara tabrakan menggelegar menghiasi udara dingin malam hari, memicu kepanikan di antara para pengendara yang tak tahu kapan bisa keluar dari kekacauan itu. Bagaimana sebuah kecelakaan bisa memengaruhi seluruh jalur jalan raya? Ini adalah pertanyaan yang mengemuka setelah kejadian yang memakan korban dua nyawa dan melukai 26 orang.
Awal Kecelakaan yang Mengejutkan
Kecelakaan berawal dari tabrakan dua truk yang tak terduga. Karena cuaca sedang memanas, salju lebat turun, membuat permukaan jalan berlumur es. Kebocoran ban atau kesalahan rem mungkin menjadi penyebab, tetapi polisi menilai kondisi jalan yang licin justru menjadi faktor utama.
“Bahkan kendaraan paling kuat pun bisa tergelincir di situasi seperti ini,”
ujar seorang saksi mata yang sempat melintas. Dalam beberapa detik, api membara meledak dari truk tersebut, membakar setidaknya 10 kendaraan lainnya, mengubah jalur yang seharusnya lancar menjadi tragedi.
“Saya mendengar ledakan keras dari ujung tumpukan kendaraan dan melihat api selama kecelakaan. Itu seperti inferno kecil yang tak bisa dikendalikan,”
kata seorang pria berusia 60-an yang terlibat dalam insiden itu, kepada media lokal NHK.
Pernyataannya menggambarkan ketakutan para pengemudi yang terjebak dalam antrean panjang. Api yang menyala-nera memakan waktu tujuh setengah jam untuk dipadamkan, sementara petugas kepolisian dan pemadam kebakaran berlari sambil berteriak memerintahkan pengendara untuk mengevakuasi. Tak hanya kerusakan material, kecelakaan ini juga mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap keselamatan jalan raya di tengah cuaca ekstrem. Menurut informasi terbaru, dua korban meninggal: seorang wanita 77 tahun dan satu mayat lainnya dari truk yang hangus.
Dampak dan Penyesuaian Setelah Kecelakaan
Setelah api reda, kekacauan belum berakhir. Sebagian besar jalur jalan ditutup, membuat para pengendara terjebak dalam kepanikan dan keterlambatan.
“Kendaraan hangus hingga tak bisa dikenali, seperti mobil yang menjadi korban abadi,”
komentar warga setempat yang menonton dari jendela rumahnya. Kejadian ini juga memaksa Nexco, operator jalan tol, untuk memeriksa apakah permukaan jalan rusak akibat panas dari api. Mereka memperingatkan para pelancong untuk menghindari jalur tersebut sementara pemeriksaan berlangsung. Tapi, malam itu tak hanya tentang kecelakaan—ia juga mengingatkan kita akan bagaimana cuaca ekstrem bisa memperburuk situasi kesehatan jalan raya.
Pelajaran di Balik Asap dan Api
Kecelakaan ini bukan sekadar kejadian singkat, tetapi juga pelajaran keras. Jepang, dengan infrastruktur jalan raya yang canggih, ternyata masih rentan terhadap kondisi cuaca tak terduga. Bahkan, dalam kesunnikan sementara, pihak kepolisian menyebutkan bahwa peringatan salju lebat sebelumnya bisa menjadi kunci untuk mencegah kecelakaan lebih besar.
“Kita perlu lebih waspada, terutama saat cuaca berubah drastis,”
tambah seorang pekerja medis yang bertugas di lokasi kejadian. Namun, apa yang bisa dilakukan pengemudi saat badai salju menyerang tanpa peringatan? Itu adalah pertanyaan yang terus mengemana setelah kejadian ini memporakporandakan jalur kan-etsu.
Malam itu, serpihan kaca dan asap menjadi saksi bisu dari kekacauan yang tak terduga. Dari 57 kendaraan yang terlibat, sebagian besar mengalami kerusakan parah, sementara beberapa orang harus menghabiskan malam di gerbang tol terdekat. Kecelakaan ini juga mengingatkan kita akan pentingnya sistem peringatan dini dan respons darurat yang cepat. Meski PM Jepang sempat menyebut bahwa pemerintah tetap terbuka untuk dialog dengan China, dalam momen krisis seperti ini, perhatian publik tentu mengarah pada keamanan jalan raya—bukan hanya geopolitik.