Siklon Tropis Baru Muncul, Tantangan Baru di Tengah Musim Pancaroba
Badai datang tak terduga, seperti misteri yang tak pernah bisa diprediksi. Ternyata, cuaca ekstrem bisa muncul dari sumber yang tersembunyi di tengah samudra. BMKG baru saja mengumumkan adanya bibit siklon tropis 96S yang terbentuk di Samudra Hindia, tepatnya di sebelah selatan Nusa Tenggara Barat (NTB). Dengan kecepatan angin maksimum 15 knot (28 km/jam) dan tekanan udara minimum 1003 hPa, bibit ini menawarkan potensi besar untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24-72 jam ke depan. Siapa sangka, sebelum liburan, Indonesia akan kembali diuji oleh fenomena cuaca yang bisa merusak?
Siklon Tropis Grant Masih Ada, Waspada Gelombang Tinggi di Perairan Barat
Menjelang akhir tahun 2025, tiga siklon tropis ternyata masih menemani kita. Salah satunya adalah siklon tropis Grant, yang hingga Kamis (25/12) malam masih terdeteksi bergerak di Samudra Hindia barat daya Bengkulu. Meski arahnya sudah menuju ke arah barat, menjauhi Indonesia, BMKG memperingatkan kita bahwa angin kencang dan gelombang tinggi bisa mengintai di perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, hingga Jawa Barat.
“Berdasarkan prediksi BMKG, dalam 24 jam ke depan sistem ini cenderung persisten, dan akan mengalami sedikit peningkatan kecepatan angin pada 24-48 jam ke depan ditandai dengan sirkulasi yang semakin tertutup dengan kecepatan angin maksimum mencapai 20 knot, terutama di utara pusat sirkulasi dengan arah pergerakan ke arah timur-tenggara,”
ujar BMKG.
Mendengar prediksi itu, siapa yang tidak merasa sedikit cemas? Meski Grant belum mengancam langsung, keberadaannya mengingatkan kita bahwa musim pancaroba ini memang penuh dinamika. Sementara itu, Bibit 96S masih dalam tahap awal, tapi sudah menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan awan konvektif. Apakah ini pertanda cuaca ekstrem akan lebih sering terjadi? atau hanya kejadian musim?
Bibit 96S: Kekuatan Rendah, Dampak yang Tidak Bisa Diabaikan
Siklon tropis 96S mungkin terdengar ringan, tapi jangan remehkan. Dengan pertumbuhan awan konvektif yang mulai terlihat di sekitar pusat sirkulasi, BMKG memperkirakan bahwa bibit ini bisa berkembang menjadi siklon tropis dalam 2-3 hari. Meski saat ini hanya dalam kategori rendah, kecepatan angin maksimumnya 28 km/jam dan tekanan udara 1003 hPa sudah cukup menggambarkan potensi bahaya.
Yang menarik adalah pola geraknya. Bibit ini berpotensi bergerak ke arah barat laut hingga barat, yang berarti bisa mengarah ke pulau-pulau lain di Indonesia. Apakah kita sudah siap menghadapi skenario ini? Bagaimana kondisi cuaca akan berubah jika bibit ini bergerak lebih cepat dari yang diperkirakan?
Kawasan Terdampak: Hujan, Angin, dan Gelombang Laut yang Meresahkan
BMKG telah memberikan daftar wilayah yang perlu waspada. Dari Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga Nusa Tenggara Timur (NTT), hujan sedang hingga lebat bisa menghiasi langit. Sementara itu, pesisir selatan Bali hingga NTT akan menghadapi angin kencang yang bisa merusak atap rumah atau menggulingkan pohon. Di perairan selatan Jawa Tengah hingga Jawa Timur, gelombang laut mencapai ketinggian 1,25-2,5 meter, sementara di Selat Bali bagian selatan dan Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga NTT, gelombang bisa sampai 2,5-4 meter. Apakah kita sudah menyiapkan perahu, pelampung, atau alat keselamatan untuk menghadapi perairan yang penuh risiko ini?
Siklon tropis 96S dan Grant ini seolah-olah menjadi pengingat bahwa musim liburan tidak selalu berarti cuaca cerah. Sebelum berlibur, mungkin kita perlu lebih waspada. Jangan lupa, cuaca ekstrem bisa datang kapan saja, dan dampaknya bisa merubah rencana liburan kita secara mendadak. Tapi, jangan panik! BMKG sudah memberikan peringatan, jadi kita bisa siapkan langkah-langkah antisipasi.
Persiapan untuk Musim Pancaroba: Kuncinya Adalah Konsistensi
Dari kisah dua siklon yang saling berjajar ini, kita bisa belajar bahwa cuaca ekstrem tidak selalu datang dengan peringatan dini. Maka, persiapan sejak sekarang adalah kunci. Apakah kita sudah menyiapkan perbekalan untuk hujan deras, angin kencang, atau gelombang tinggi? Jika tidak, mungkin saja cuaca akan menjadi sahabat yang tidak terduga, bukan musuh.
Dengan memahami pergerakan siklon dan merespons informasi dari BMKG, kita bisa mengurangi risiko kerusakan. Karena di balik kekacauan badai, ada kebijaksanaan yang bisa kita ambil. Jadi, liburan bisa tetap berkesan indah, selama kita tidak mengabaikan tanda-tanda cuaca yang mungkin datang.